Saturday, June 27, 2009

Ken Dedes, putri yang cantik, putih, kinclong dan lemu ginuk-ginuk

Ken Dedes

Ken Dedes termasuk puteri Jawa yang berhasil mengukir nama nya dalam sejarah.
dia dikenal sebagai putri yang elok rupawan, ayu, cantik, jelita, dan bersinar paras muka nya. Lebih dari itu, Ken Dedes dikenal sebagai ARDHANARESWARI atau "mempunyai rahim agung dan luhur" yang akan melahirkan tokoh tokoh besar.

Ken Dedes adalah anak seorang Mpu yang bernama Purwo Widodo seorang pujangga agung pemeliuk agama Budha dan menganut aliran Mahayana. Mpu itu sedang pertapa di Panawijen (kira kira diantara gunung kawi dan kediri). Kecantikan Ken Dedes sangat termashur terdengar oleh Tunggul Ametung.

Rumah Mpu Purwo sendiri berada di jalan Polowijen, Malang

Pada suatu hari Tunggul Ametung mendatangi Panawijen, tapi saat itu Mpu Purwo tidak ada ditempat.. akhir nya Tunggul Ametung menculik Ken Dedes, dan memperistri gadis cantik tsb.

Selama menjadi istrinya Tunggul Ametung, kalau mandi, Ken Dedes, lewat di jalan kramat, karena rumahnya itu di lokasi pesantren Bungkuk. Pemandiannya sendirei ada dua tempat, yang pertama di Watugede Singosari dan yang kedua di desa mbiru Singosari. Karena wajahnya ingin tetap cantik, maka setiap pekan, dia pergi ke pemandian candi sumber awan di lokasi candi sumber awan.

Sebetulnya yang disebut cantik itu relatif. Orang jaman dulu yang disebut cantik itu yang putih, jidatnya klimis, putih dan lemu ginuk-ginuk.

Mpu Purwo setelah tau anak nya di culik. mengeluarkan serapah: "semoga yang melarikan anakku, tidak lanjut mengenyam kenikmatan. Semoga ia ditusuk keris dan diambil istri nya oleh orang lain".. sebaliknya untuk anak nya ia berdoa "Adapun anakku yang menyebabkan gairah dan bercahaya terang, doaku kepadanya, semoga ia mendapatkan keselamatan dan kebahagiaan besar"


Ken Dedes diperistri Ken Arok, karena dia terkesima kecantikan Ken Dedes dan pernah menyaksikan Ken Dedes yang tersingkap seweknya. Akhirnya Ken dedes menurunkan banyak keturunan raja jawa termasuk raja Majapahit.


Sumber : http://hariribowo1.multiply.com/journal/item/69/KEN_DEDES

Gadis dan jejaka cerdas dari Jl. Kramat

Haidar Anak Pintar


Haidar Anak Pintar

Haidar anak pintar,
Haidar bau mawar,
Haidar jadi saudagar,
Mbesok gede pinter ngaji.......

Haidar anak pitar,
Haidar bau mawar,
Haidar jadi saudagar,
pinter ngaji, jadi kyai........

Haidar anak pintar
Haidar bau mawar,
Haidar jadi saudagar,
Pergi haji enam kali........

Ki Ageng Selo Penagkap Petir, dan kenangan ngusir lesos waktu kecil

Menelusuri Jejak Sang Penangkap Petir, Ki Ageng Selo

Ini adalah salah satu legenda Tanah Jawa, sesosok figur ulama di daerah Selo, Grobogan, Jawa Tengah yang bernama Ki Ageng Selo…

Silsilah
Menurut silsilah, Ki Ageng Selo adalah cicit atau buyut dari Brawijaya terakhir. Beliau moyang (cikal bakal-red) dari pendiri kerajaan Mataram yaitu Sutawijaya. Termasuk Sri Sultan Hamengku Buwono X (Yogyakarta) maupun Paku Buwono XIII (Surakarta).

Menurut cerita Babad Tanah Jawi (Meinama, 1905; Al-thoff, 1941), Prabu Brawijaya terakhir beristri putri Wandan kuning dan berputra Bondan Kejawan/Ki Ageng Lembu Peteng yang diangkat sebagai murid Ki Ageng Tarub. Ia dikimpoikan dengan putri Ki Ageng Tarub yang bernama Dewi Nawangsih, dari ibu Bidadari Dewi Nawang Wulan. Dari perkimpoian Lembu Peteng dengan Nawangsih, lahir lah Ki Getas Pendowo (makamnya di Kuripan, Purwodadi). Ki Ageng Getas Pandowo berputra tujuh dan yang paling sulung Ki Ageng Selo.
Ki Ageng gemar bertapa di hutan, gua, dan gunung sambil bertani menggarap sawah. Dia tidak mementingkan harta dunia. Hasil sawahnya dibagi-bagikan kepada tetangganya yang membutuhkan agar hidup berkecukupan. Salah satu muridnya tercintanya adalah Mas Karebet/Joko Tingkir yang kemudian jadi Sultan Pajang Hadiwijaya, menggantikan dinasti Demak.

Putra Ki Ageng Selo semua tujuh orang, salah satunya Kyai Ageng Enis yang berputra Kyai Ageng Pamanahan. Ki Pemanahan beristri putri sulung Kyai Ageng Saba, dan melahirkan Mas Ngabehi Loring Pasar atau Sutawijaya. Melalui perhelatan politik Jawa kala itu akhirnya Sutawijaya mampu mendirikan kerajaan Mataram menggantikan Pajang.

Sang Penangkap Petir

Kisah ini terjadi pada jaman ketika Sultan Demak Trenggana masih hidup. Syahdan pada suatu sore sekitar waktu ashar, Ki Ageng Sela sedang mencangkul sawah. Hari itu sangat mendung, pertanda hari akan hujan. Tidak lama memang benar – benar hujan lebat turun. Petir datang menyambar-nyambar. Petani lain terbirit-birit lari pulang ke rumah karena ketakutan. Tetapi Ki Ageng Sela tetap enak – enak menyangkul, baru sebentar dia mencangkul, datanglah petir itu menyambar Ki Ageng Selo. Gelegar….. petir menyambar cangkul di genggaman Ki Ageng. Namun, ia tetap berdiri tegar, tubuhnya utuh, tidak gosong, tidak koyak. Petir berhasil ditangkap dan diikat, dimasukkan ke dalam batu sebesar genggaman tangan orang dewasa. Lalu, batu itu diserahkan ke Kanjeng Sunan di Kerajaan Istana Demak.
Kanjeng Sunan Demak –sang Wali Allah– makin kagum terhadap kesaktian Ki Ageng Selo. Beliau pun memberi arahan, petir hasil tangkapan Ki Ageng Selo tidak boleh diberi air.

Kerajaan Demak heboh. Ribuan orang –perpangkat besar dan orang kecil– datang berduyun-duyun ke istana untuk melihat petir hasil tangkapan Ki Ageng Selo. Suatu hari, datanglah seorang wanita, ia adalah intruder (penyusup) yang menyelinap di balik kerumunan orang-orang yang ingin melihat petirnya Ki Ageng.

Wanita penyusup itu membawa bathok (tempat air dari tempurung kelapa) lalu menyiram batu petir itu dengan air. Gelegar… gedung istana tempat menyimpan batu itupun hancur luluh lantak, oleh ledakan petir. Kanjeng Sunan Demak berkata, wanita intuder pembawa bathok tersebut adalah “petir wanita” pasangan dari petir “lelaki” yang berhasil ditangkap Ki Ageng Selo. Dua sejoli itupun berkumpul kembali menyatu, lalu hilang lenyap.

Versi lainnya

Versi lain menyebutkan petir yang ditangkap oleh Ki Ageng Selo berwujud seorang kakek. Kakek itu cepat – cepat ditangkap nya dan kena, kemudian diikat dipohon gandri, dan dia meneruskan mencangkul sawahnya. Setelah cukup, dia pulang dan “ bledheg “ itu dibawa pulang dan dihaturkan kepada Sultan demak. Oleh Sultan “ bledheg “ itu ditaruh didalam jeruji besi yang kuat dan ditaruh ditengah alun – alun. Banyak orang yang berdatangan untuk melihat ujud “ bledheg “ itu. Ketika itu datanglah seorang nenek – nenek dengan membawa air kendi. Air itu diberikan kepada kakek “ bledheg “ dan diminumnya. Setelah minum terdengarlah menggelegar memekakkan telinga. Bersamaan dengan itu lenyaplah kakek dan nenek “ bledheg : tersebut, sedang jeruji besi tempat mengurung kakek “ bledheg hancur berantakan.

Sejak saat itulah, petir tak pernah unjuk sambar di Desa Selo, apalagi di masjid yang mengabadikan nama Ki Ageng Selo. “Dengan menyebut nama Ki Ageng Selo saja, petir tak berani menyambar,” kata Sarwono kepada Gatra.

Soal petir yang tidak pernah ada di Desa Selo diakui oleh Sakhsun, 54 tahun. Selama 22 tahun ia menjadi muazin Masjid Ki Ageng Selo, dan baru pada akhir November 2004 dilaporkan ada petir yang menyambar kubah masjid Ki Ageng Selo. Lelaki berambut putih itu pun terkena dampaknya. Petir itu menyambar sewaktu ia memegang mikrofon hendak mengumadangkan azan asar.

Sakhsun pun tersengat. Bibirnya bengkak. “Saya tidak tahu itu isyarat apa. Segala kejadian kan bisa dijadikan sebagai peringatan bagi kita untuk lebih beriman,” katanya. Dia sedang menebak-nebak apa yang bakal terjadi di desa itu. Menurut kepercayaan setempat, kubah masjid adalah simbol pemimpin. Apakah artinya ada pemimpin setempat yang akan tumbang?

Kebiasaan mengusir Lesos di Demak,

Waktu aku kecil, ketika langit mendung dan mau hujan biasanya kami berkumpul melihat ke langit. Bila ada tanda-tanda Lesos, angin puting beliung datang, maka kami serentak bersorak, lesos, lesoh , ndang lungoo. Kita tuding2 lesos. Anehnya kalau dituding2 , lesos akan mengecil dan akhirnmya hilang.Sering, Lesos muncul lagi di sebelah lain, kalau kami tahu, kita teriak lagi, dan lesos menghilang lagi. Begitulah adat dan kebiasaan kami ketika kecil di daerah Jleper Mijen Demak. Kalau lesos tak ketahuan dan akhirnya membesar, maka dia bisa merusak tanduran, wit-witan, omah, lan liya-liyane. Mulo, yen ono lesos kami terus berteriak mengusirnya. Apakah, ini bagian dari kesaktian Ki ageng selo yang turun temurun kepada rakyat emak ? Wallohu a'lam.

Sumber :http://bom2000.com/menelusuri-jejak-sang-penangkap-petir-ki-ageng-selo.html

Mbah Ragil Jleper

Sabtu, 02 Februari 2008 SEMARANG
Line
350 Warga Mijen Terserang Chikungunya

Sabtu 2 Februari 2008

DEMAK- Selama dua pekan terakhir ratusan warga Desa Jleper dan Gempol Songo, Kecamatan Mijen, terserang chikungunya. Sebagian besar mengeluh sakit pada persendian, sehingga kesulitan beraktivitas.

Di Desa Jleper sedikitnya terdapat 50 warga yang terkena chikungunya, sedangkan di Desa Gempol Songo 300 jiwa. Mereka mendapat perawatan jalan dari puskesmas.

Kades Gempol Songo Zubaedi menuturkan, penyakit yang baru kali pertama menyerang warganya itu semula dikira demam berdarah. Sebab, gejala klinisnya hampir sama, yakni demam, panas tinggi, dan ada bercak merah di kulit.

Namun, ada perbedaannya, yakni persendian terasa nyeri, sehingga tidak bisa bergerak. Setelah diperiksa petugas puskesmas, diketahui warga terkena chikungunya.
Mbah Ragilkatanya ikut terserang penyakit ini. Tapi alhamdulillah, beliau sehat. Sehat selalu nggih mbah, supados saget nggulo wentah putro lan putu.

Wassalam

Wednesday, June 24, 2009

Demak Bintoro dan para Wali

Soko guru Sunan Kalijaga berupa potongan kayu yang diikat ijuk.

Puluhan orang duduk bersila membentuk lingkaran. Mereka tampak serius mendengarkan ceramah sang kiai. Sambil sesekali manggut, mereka menyimak kajian kitab tafsir Al-Quran, "Al-Ibriz", di Pendapa Masjid Agung Demak, Sabtu, 27 September lalu.

Letaknya di jalur Pantai Utara Jawa Tengah membuat masjid ini selalu ramai dikunjungi orang. Ada yang mampir untuk sekadar melihat tempat bersejarah, ada yang sekadar mampir untuk salat, ada pula yang sengaja datang untuk menziarahi Walisongo. Di musim mudik Lebaran, masjid ini menjadi tempat yang nyaman untuk melepas lelah setelah menempuh perjalanan panjang.

Bangunan atas masjid ini berupa atap limas piramida susun tiga (gunungan atau meru) sebagai pengejawantahan akidah Islamiyah yang bersumber pada iman, Islam, dan ihsan. Menurut Abdul Fattah, Ketua I Takmir Masjid Agung Demak, bangunan puncak biasanya disebut mustaka, yang menggambarkan bahwa kekuasaan tertinggi secara mutlak hanyalah Allah SWT.

Masjid yang dibangun pada 1466 Masehi ini sejak awal memang sering digunakan sebagai tempat pertemuan waliyullah. Persoalan yang dibahas bermacam-macam. "Tidak hanya soal agama, tapi juga strategi perang melawan penjajah," kata Fattah kepada Tempo.

Tempat ibadah peninggalan Walisongo ini terletak di depan alun-alun Kota Demak. Selain dikenal sebagai tempat pertemuan para wali, kawasan seluas 11 ribu meter persegi ini juga dikenal sebagai peninggalan bersejarah dari kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa.

Secara fisik, keberadaan Keraton Demak memang belum ditemukan. Meski demikian, ada peninggalannya yang berupa masjid. "Ini seperti bukti Kerajaan Nabi Muhammad yang berupa Masjidil Haram di Mekah," ujar mantan pegawai Departemen Agama Jawa Tengah itu. Fattah juga mengatakan, menelusuri lokasi bekas Keraton Demak tidaklah mudah. Karena itulah belakangan muncul beberapa versi pengungkapan sejarah ini.

Pada 1982 hingga 1987, masjid ini direnovasi besar-besaran. Dananya didapat dari pemerintah pusat dan Organisasi Konferensi Islam (OKI). Menurut Fattah, renovasi dilakukan karena kayu-kayu yang usianya sudah ratusan tahun itu mulai lapuk. "Kalau tidak diganti berbahaya, bisa ambruk," ujarnya.

Masjid ini lalu berganti nama menjadi Masjid Agung Demak. Tempat ibadah peninggalan Walisongo ini sekarang menyandang gelar cagar budaya dan dilindungi oleh Undang-Undang RI Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya serta Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1993 tentang Pelaksanaan Undang-Undang. "Masjid ini (Demak) merupakan living monument atau monumen hidup," ujar Fattah.

Masjid ini pernah menjadi contoh pembangunan Masjid Ibu Kota Kucing, Serawak, Brunei Darussalam, dan diberi nama Masjid Demak Baru yang diresmikan pada 1999.

Masjid Agung Demak semula bernama Masjid Glagahwangi karena didirikan di tengah Pondok Pesantren GlagahWangi oleh Walisongo bersama kaum santri, termasuk Pangeran Jimbun/Raden Husain/Raden Purbo/Raden Patah. Konon, masjid ini dibangun dalam satu malam, yakni pada malam Jumat Kliwon di bulan purnama.

Menurut Fattah, hal itu mengindikasikan bahwa para wali yang hidup pada 1400 sampai 1500 Masehi telah menganut paham mazhab empat, yakni Imam Syafi'i, Imam Ghozali, Imam Hambali, dan Imam Hanafi.

Yang paling unik dari masjid ini adalah soko guru dari Sunan Kalijaga, yakni potongan-potongan kayu yang diikat dengan ijuk (tali dari tanaman rumbia). Kala itu, tingginya kurang dari tiga meter. Padahal, kebutuhannya delapan meter. Karena lapuk, empat soko itu kini diganti dengan kayu jati, tapi konstruksi bangunannya terbuat dari kayu jati ukuran raksana. Aslinya, disimpan di museum, di sebelah utara masjid.

Di belakang masjid terdapat puluhan makam Kasultanan Bintoro, Demak, misalnya Raden Fattah (1478-1518 Masehi), Raden Patiunus (1518-1521 Masehi), Raden Trenggono (1521-1546 Masehi), dan lain-lain.

Masjid ini terdiri atas beberapa bagian. Di bagian utama ada emperan keliling, mihrob atau pengimaman, dan serambi. Bangunan induk memiliki satu pintu yang disebut bledek condro sengkolo abad ke-14 yang terbuat dari kayu jati. Menurut Fattah, pintu itu dibuat oleh Ki Ageng Selo, diberi lukisan binatang mahkota kepala naga dengan mulut terbuka. Pintu yang semula terletak di tengah masjid itu kini disimpan di museum.

Dampar kencana atau mimbarnya dibuat pada abad ke-13. Bentuknya seperti andong, berukuran sekitar dua meter persegi. Hingga kini, mimbar itu masih dipajang di dekat tempat imam melakukan salat, juga sebagai mimbar saat khatib khotbah Jumatan.

Benda lain yang juga disimpan di museum adalah beberapa lambang dan hiasan. Ada lambang bulus di pengimaman, surya majapahit, akar mimang atau lambang goib, piringan putri Campa, huruf-huruf ilahiyah, dan prasasti. "Benda-benda itu ada, tapi masih sulit untuk dijelaskan dan dipahami," kata Fattah. ROFIUDDIN


Disadur dari sumber aslinya:
http://www.korantempo.com/korantempo/koran/2008/10/06

alhamdulillah

Usiaku 51

Foto berdoa


Alhamdulillah

Kedudukan Ibu dalam Islam

Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada duai ibu bapakmu; hanya kepada-Ku engkau akan kembali (Q.S. 31:14-15)

Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia, dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya, atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka janganlah sekali-kali engkau mengatakan kepada keduanya perkataan "ah!" - Jangan pula engkau membentak mereka, dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan, dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku! Sayangilah mereka berdua, sebagaimana mereka berdua telah menyayangi aku semenjak kecil." (Q.S. 17:23-24)

Sorga terletak di bawah telapak kaki ibu (Al-Hadits)

Memandang dengan kasih sayang dan ramah tamah kepada ibu dan ayah, adalah ibadah (Al-Hadits)

Keridhaan Allah terletak pada keridhaan kedua orang tua. Kemurkaan-Nya juga terletak pada kemurkaan mereka (Al-Hadits)

Apabila engkau ingin Allah memanjangkan umurmu, maka bahagiakanlah kedua orang tuamu (Imam Ja'far Shiddiq

Kelebihan Surat Al Ikhlas

Tafsirannya:
Aku berlindung dengan Allah daripada syaitan yang direjam, Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Mengasihani.

Bacalah ayat ini sebelum anda memulakan apa-apa saja kerja kerana dengan bacaan ini akan keluarlah iblis dan syaitan yang berada didalam tubuh kita dan juga di sekeliling kita, mereka akan berlari keluar umpama cacing kepanasan.Sebelum anda masuk rumah, bacalah ayat di atas,kemudian bacalah surah Al-Ikhlas (yaitu ayat: Qulhuwallahu ahad. Allahussamad. Lamyalid walam yu-lad. walam yakul lahu kufuwan ahad.) sebanyak 3 kali. Masuklah rumah dengan kaki kanan dan dengan membaca bismillah. Berilah salam kepada anggota rumah dan sekiranya tiada orang di rumah berilah salam kerana malaikat rumah akan menyahut. Amalkanlah bersolat kerana salam pertama (ianya wajib) yang diucapkan pada akhir solat akan membantu kita menjawab persoalan kubur. Apabila malaikat memberi salam, seorang yang jarang bersolat akan sukar menjawab salam tersebut. Tetapi bagi mereka yang kerap bersolat, amalan daripada salam yang diucap di akhir solat akan menolongnya menjawab salam malaikat itu.

Sabda Rasulullah S.A.W yang bermaksud:
Barangsiapa membaca surah Al-Ikhlas sewaktu sakit sehingga dia meninggal dunia, maka dia tidak akan membusuk di dalam kuburnya, akan selamat dia dari kesempitan kuburnya dan para malaikat akan membawanya dengan sayap mereka melintasi titian siratul mustaqim lalu menuju ke syurga. (Demikian diterangkan dalam Tadzikaratul Qurthuby). Rasulullah SAW pernah bertanya sebuah teka-teki kepada umatnya Siapakah antara kamu yang dapat khatam Qur’an dalam jangkamasa dua-tiga minit? Tiada seorang dari sahabatnya yang menjawab. Malah Saiyidina Ummar telah mengatakan bahawa ianya mustahil untuk mengatam Qur’an dalam begitu cepat. Kemudiannya Saiyyidina Ali mengangkat tangannya. Saiyidina Ummar bersuara kepada Saiyidina Ali bahawa Saiyidina Ali (yang sedang kecil pada waktu itu)tidak tahu apa yang dikatakannya itu. Lantas Saiyidina Ali membaca surah Al-Ikhlas tiga kali. Rasulullah SAW menjawab dengan mengatakan bahawa Saiyidina Ali betul. Membaca surah Al-Ikhlas sekali ganjarannya sama dengan membaca 10 jus kitab Al-Quran. Lalu dengan membaca surah Al-Ikhlas sebanyak tiga kali qatamlah Quran kerana ianya sama dengan membaca 30 jus Al-Quran.

Berkata Ibnu Abbas r.a. bahawa Rasulullah SAW telah bersabda:
Ketika saya (Rasulullah SAW) israk ke langit, maka saya telah melihat Arasy di atas 360,000 sendi dan jarak jauh antara satu sendi ke satu sendi ialah 300,000 tahun perjalanan. Pada tiap-tiap sendi itu terdapat padang sahara sebanyak 12,000 dan luasnya setiap satu padang sahara itu seluas dari timur hingga ke barat. Pada setiap padang sahara itu terdapat 80,000 malaikat yang mana kesemuanya membaca surah Al-Ikhlas. Setelah mereka selesai membaca surah tersebut maka berkata mereka: Wahai Tuhan kami,sesungguhnya pahala dari bacaan kami ini kami berikan kepada orang yang membaca surah Al-Ikhlas baik ianya lelaki mahupun perempuan.

Sabda Rasulullah SAW lagi:
Demi Allah yang jiwaku ditanganNya, sesungguhnya Qul Huwallahu Ahadu itu tertulis di sayap malaikat Jibrail a.s, Allahhus Somad itu tertulis di sayap malaikat Mikail a.s, Lamyalid walam yuulad tertulis pada sayap malaikat Izrail a.s, Walam yakullahu kufuwan ahadu tertulis pada sayap malaikat Israfil a.s.

Mas Haidar

Foto gadis pandai dari Jl. Kramat

Ulang tahun dan hari bahagia di pantai kuta


Besok aku ulang tahun. usiaku 51

facebook

aku makin asyik dengan facebook