Friday, February 19, 2010

Alin Tes Ing UGM

Dino iki Alin , anakku tes ing UGM diterno bojoku. Mugo-ketrimo lan kasembadan cita-citane.

Jleper nDesoku

Jleper iku salah sawijining désa / kalurahan ing Kecamatan Mijèn, Kabupatèn Demak, provinsi Jawa Tengah, Indonésia.
Deso Jleper kaapit dening kali loro, jenenge kali serang lan kali wulan. Deso Jleper duwe dusun aran ngemplak.
Biyen aku naliko cilik urip ono ing ngemplak desane Jleper. Aku sekolah ono ing madrasah Jleper, jenenge MI Miftahul Huda.Tahun 1971, aku tamat soko madrasah.
Pengalamanku naliko isih ono ndeso nyenegake banget.
Jleper kuwi salah sijine deso ing kecamatan Mijen. Kecamatan Mijen duwe 15 deso : Desa-Desa
1. Bakung ( panggonane pakde Sukardi. Biyen naliko aku isih cilik, kerep diwenehi sangu. Naliko Bodo, aku mesti diwenehi sangu. )
2. Banteng Mati : kuwi deso kidule Jleper. Aku duwe dulur tapi aku lali jenege. Dulurku kuwi rambute brintik, putune nyi Mur wak Kasan kyai.
3. Bermi : kuwi deso sak kidule Mijen, kaline akeh iwake. Salah sijine yoiku iwak sili. Sak iki yen aku kepingin iwak sili lungo menyang lamongan. Ning kono ono warung sing dodol pepesan sili. Rodo pedes, tapi tetep tak parani mrono.
4. Gempolsongo : aku ora pati ngerti deso iki
5. Geneng
6. Jleper
7. Mijèn ibu kota kecamatan lan kawedanan wedung. Biyen naliko aku melo lomba kasti aku keno gebuk bal kasti. Larane nganti sak iki isih iso aku rasakke.
8. Mlatèn : kuwi panggonane dulule kumaidi anake lik gedhor.
9. Ngegot : kancaku akeh soko ngegot. Pakde Kayatun ugo rabi karo makde sripatun sing omahe ngganjing ngegot. Pakde lkayatun duwe anak 4, ka khan, lan liya-liyane.
10. Ngela Kulon : aku nduwe dulur. Sing tak elingi kuwi makdeku entuk pakde carik ngelo kulon. Terus mbah Kholil ugo entuk mbah Yah soko ngelo kulon. Ono meneh makde Rub ugo entuk pakde Harsoyo. Kancane pakde ragil asmane pak Ali. PakZaenur yen ngumbah kerise dikumbah karo mbah kusen ngelo kulon. Ono kancaku sak kelas jenenge Hasyim. Sak iki deweke dadi guru. Guruku loro ugo soko ngelo kulon yaoyi pak Khumaidi karo pak Sonhaji.
11. Ngela Wétan : aku ora pati ngerti karo deso iki.
12. Pasir : pasir iku deso sing gede sak kecamatan.
13. Pecuk : kuwi tonggo deso sebelah wetan ngemplak. Biyen pak Zaenur senenge nyewo sawah pecuk. Biasane nyewo karo carik pecuk sing brengose nyekanthang lan isih kepernah sedulur.
14. Rejasari : Kuwi desane miftah, saiki miftah ono pangkalan Bun. Miftah kuwi putrane Lik Mashur, garwane lek Kofi. Lik kosim ugo entuk lik siti sing omahe resosari. Resosari nanti ganti jeneng yaitu rejosari mulyo. Tapi opo sak iki dari ganti? Aku ora ngerti.
15. Tanggul : desane kidul wetan njleper.

Sejarah & Keistimewaan Masjid Demak

Masjid Agung Demak adalah sebuah mesjid yang tertua di Indonesia. Masjid ini terletak di desa Kauman, Demak, Jawa Tengah. Masjid ini dipercayai pernah merupakan tempat berkumpulnya para ulama (wali) penyebar agama Islam, disebut juga Walisongo, untuk membahas penyebaran agama Islam di Tanah Jawa khususnya dan Indonesia pada umumnya. Pendiri masjid ini diperkirakan adalah Raden Patah, yaitu raja pertama dari Kesultanan Demak.

Bangunan yang terbuat dari kayu jati ini berukuran 31 m x 31 m dengan bagian serambi berukuran 31 m x 15 m. Atap tengahnya ditopang oleh empat buah tiang kayu raksasa (saka guru), yang dibuat oleh empat wali di antara Wali Songo. Saka sebelah tenggara adalah buatan Sunan Ampel, sebelah barat daya buatan Sunan Gunung Jati, sebelah barat laut buatan Sunan Bonang, sedang sebelah timur laut yang tidak terbuat dari satu buah kayu utuh melainkan disusun dari beberapa potong balok yang diikat menjadi satu (saka tatal), merupakan sumbangan dari Sunan Kalijaga. Serambinya dengan delapan buah tiang boyongan merupakan bangunan tambahan pada zaman Adipati Yunus (Pati Unus atau pangeran Sabrang Lor), sultan Demak ke-2 (1518-1521) pada tahun 1520.

A. Selayang Pandang

Masjid Agung Demak merupakan salah satu masjid tertua di Indonesia. Masjid ini memiliki nilai historis yang sangat penting bagi perkembangan Islam di tanah air, tepatnya pada masa Kesultanan Demak Bintoro. Banyak masyarakat memercayai masjid ini sebagai tempat berkumpulnya para wali penyebar agama Islam, yang lebih dikenal dengan sebutan Walisongo (Wali Sembilan). Para wali ini sering berkumpul untuk beribadah, berdiskusi tentang penyebaran agama Islam, dan mengajarkan ilmu-ilmu Islam kepada penduduk sekitar. Oleh karenanya, masjid ini bisa dianggap sebagai monumen hidup penyebaran Islam di Indonesia dan bukti kemegahan Kesultanan Demak Bintoro.

Masjid Agung Demak didirikan dalam tiga tahap. Tahap pembangunan pertama adalah pada tahun 1466. Ketika itu masjid ini masih berupa bangunan Pondok Pesantren Glagahwangi di bawah asuhan Sunan Ampel. Pada tahun 1477, masjid ini dibangun kembali sebagai masjid Kadipaten Glagahwangi Demak. Pada tahun 1478, ketika Raden Fatah diangkat sebagai Sultan I Demak, masjid ini direnovasi dengan penambahan tiga trap. Raden Fatah bersama Walisongo memimpin proses pembangunan masjid ini dengan dibantu masyarakat sekitar. Para wali saling membagi tugasnya masing-masing. Secara umum, para wali menggarap soko guru yang menjadi tiang utama penyangga masjid. Namun, ada empat wali yang secara khusus memimpin pembuatan soko guru lainnya, yaitu: Sunan Bonang memimpin membuat soko guru di bagian barat laut; Sunan Kalijaga membuat soko guru di bagian timur laut; Sunan Ampel membuat soko guru di bagian tenggara; dan Sunan Gunungjati membuat soko guru di sebelah barat daya.


B. Keistimewaan

Luas keseluruhan bangunan utama Masjid Agung Demak adalah 31 x 31 m2. Di samping bangunan utama, juga terdapat serambi masjid yang berukuran 31 x 15 m dengan panjang keliling 35 x 2,35 m; bedug dengan ukuran 3,5 x 2,5 m; dan tatak rambat dengan ukuran 25 x 3 m. Serambi masjid berbentuk bangunan yang terbuka. Bangunan masjid ditopang dengan 128 soko, yang empat di antaranya merupakan soko guru sebagai penyangga utamanya. Tiang penyangga bangunan masjid berjumlah 50 buah, tiang penyangga serambi berjumlah 28 buah, dan tiang kelilingnya berjumlah 16 buah.

Masjid ini memiliki keistimewaan berupa arsitektur khas ala Nusantara. Masjid ini menggunakan atap limas bersusun tiga yang berbentuk segitiga sama kaki. Atap limas ini berbeda dengan umumnya atap masjid di Timur Tengah yang lebih terbiasa dengan bentuk kubah. Ternyata model atap limas bersusun tiga ini mempunyai makna, yaitu bahwa seorang beriman perlu menapaki tiga tingkatan penting dalam keberagamaannya: iman, Islam, dan ihsan. Di samping itu, masjid ini memiliki lima buah pintu yang menghubungkan satu bagian dengan bagian lain, yang memiliki makna rukun Islam, yaitu syahadat, shalat, puasa, zakat, dan haji. Masjid ini memiliki enam buah jendela, yang juga memiliki makna rukun iman, yaitu percaya kepada Allah SWT, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, kitab-kitab-Nya, hari kiamat, dan qadha-qadar-Nya.

Bentuk bangunan masjid banyak menggunakan bahan dari kayu. Dengan bahan ini, pembuatan bentuk bulat dengan lengkung-lengkungan akan lebih mudah. Interior bagian dalam masjid juga menggunakan bahan dari kayu dengan ukir-ukiran yang begitu indah.

Bentuk bangunan masjid yang unik tersebut ternyata hasil kreativitas masyarakat pada saat itu. Di samping banyak mengadopsi perkembangan arsitektur lokal ketika itu, kondisi iklim tropis (di antaranya berupa ketersediaan kayu) juga mempengaruhi proses pembangunan masjid. Arsitektur bangunan lokal yang berkembang pada saat itu, seperti joglo, memaksimalkan bentuk limas dengan ragam variasinya.

Masjid Agung Demak berada di tengah kota dan menghadap ke alun-alun yang luas. Secara umum, pembangunan kota-kota di Pulau Jawa banyak kemiripannya, yaitu suatu bentuk satu-kesatuan antara bangunan masjid, keraton, dan alun-alun yang berada di tengahnya. Pembangunan model ini diawali oleh Dinasti Demak Bintoro. Diperkirakan, bekas Keraton Demak ini berada di sebelah selatan Masjid Agung dan alun-alun.

Di lingkungan Masjid Agung Demak ini terdapat sejumlah benda-benda peninggalan bersejarah, seperti Saka Tatal, Dhampar Kencana, Saka Majapahit, dan Maksurah. Di samping itu, di lingkungan masjid juga terdapat komplek makam sultan-sultan Demak dan para abdinya, yang terbagi atas empat bagian:

* Makam Kasepuhan, yang terdiri atas 18 makam, antara lain makam Sultan Demak I (Raden Fatah) beserta istri-istri dan putra-putranya, yaitu Sultan Demak II (Raden Pati Unus) dan Pangeran Sedo Lepen (Raden Surowiyoto), serta makam putra Raden Fatah, Adipati Terung (Raden Husain).

* Makam Kaneman, yang terdiri atas 24 makam, antara lain makam Sultan Demak III (Raden Trenggono), makam istrinya, dan makam putranya, Sunan Prawoto (Raden Hariyo Bagus Mukmin).

* Makam di sebelah barat Lasepuhan dan Kaneman, yang terdiri atas makam Pangeran Arya Penangsang, Pangeran Jipang, Pangeran Arya Jenar, Pangeran Jaran Panoleh.
* Makam lainnya, seperti makam Syekh Maulana Maghribi, Pangeran Benowo, dan Singo Yudo.


C. Arsitektur

Masjid ini mempunyai bangunan-bangunan induk dan serambi. Bangunan induk memiliki empat tiang utama yang disebut saka guru. Bangunan serambi merupakan bangunan terbuka. Atapnya berbentuk limas yang ditopang delapan tiang yang disebut Saka Majapahit.

Di dalam lokasi kompleks Masjid Agung Demak, terdapat beberapa makam raja-raja Kesultanan Demak dan para abdinya. Di sana juga terdapat sebuah museum, yang berisi berbagai hal mengenai riwayat berdirinya Masjid Agung Demak.

D. Lokasi

Masjid Agung Demak terletak di Desa Kauman, Kabupaten Demak, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. http://info.g-excess.com/id/info/Masjid-Demak.info

Ketika payung di masjid Nabawi mengembang

MasjidNabawi di kala ba'dal subuh . Kangen terus ke sana lagi

Muslim Population Statistics

Demographic considerations with regard to Muslim populations may prove to be of vital concern in the next millennium. When a large percentage of the population is older, this can affect the socio-political structure of a country. Likewise, when a large percentage of the population is young, that too will affect the socio-political structure of a country.
Here are some population statistics starting from the early 1900s as well as projected figures for the year 2025 of the total overall number of Muslims across the globe.
Comparative chart - number of Muslims to Christians:

Christian Muslim
1900 world population 26.9% 12.4%
1980 world population 30% 16.5%
2000 world population 29.9% 19.2%
2025 world population (PROJECTED) 25% 30%
Estimates of the total number of Muslims in the world vary greatly:
0.700 billion or more, Barnes & Noble Encyclopedia 1993
0.817 billion, The Universal Almanac (1996)
0.951 billion, The Cambridge Factfinder (1993)
1.100 billion, The World Almanac (1997)
1.200 billion, CAIR (Council on American-Islamic relations) (1999)
At a level of 1.2 billion, [in1999] Muslims represent between 19.2% and 22% of the world's population. It has become the second largest religion in the world. Christianity has slightly less than 30%.
Islam is growing about 2.9% per year which is faster than the total world population which increases at about 2.3% annually. It is thus attracting a progressively larger percentage of the world's population.
The number of Muslims in North America is in dispute: estimates range from under 3 million to over 6 million. The main cause of the disagreement appears to be over how many Muslim immigrants have converted to Christianity since they arrived in the US.
Statistics Canada reports that 253,260 Canadians identified themselves as Muslims (0.9% of the total population) during the 1991 census. Some estimated that there were as many as 500,000 Muslims in Canada. Today (.2001) there are an estimated 650,000 Muslims in Canada.

Demographics
In the Maghrib between 1965 and 1990, the population rose from 29.8 million to 59 million. During the same period, the number of Egyptians increased from 29.4 million to 52.4 million. In Central Asia, between 1970 and 1993, populations grew at an annual rate of 2.9 percent in Tajikistan, 2.6 percent in Uzbekistan, 2.5 percent in Turkmenistan, and 1.9 percent in Kyrgyzia. In the 1970s, the demographic balance in the Soviet Union shifted drastically, with Muslims increasing by 24 percent while Russians increased by only 6.5 percent.
The increase in the Muslim heartlands will have a significant impact in Muslim minority areas as well. In some countries, such as Tanzania and Macedonia, the Muslims will become a majority within twenty years. Largely through immigration, the Muslim population of the United States grew sixfold between 1972 and 1990. And even in countries where immigration has been suppressed, the growth continues. Last year, seven percent of babies born in European Union countries were Muslims. In Brussels, the figure was a staggering 57 percent. Islam is already the second religion of almost every European state - the only exceptions being those European countries such as Azerbaijan and Albania where it is the majority religion. If current trends continue, then an overall ten percent of European nationals will be Muslim by the year 2020.
Conclusion
If the west's population is top-heavy, (i.e., the ratio of youth to elderly is low) that of Muslim populations is the opposite. For example, today more than half the population of Algeria is under the age of twenty and this situation is similar elsewhere. These young populations will reproduce and perpetuate the increase of Muslims on a percentage basis well into the next millennium.
North America and Europe have increasingly aging populations and one of the most disturbing social issues of the new millennium will concern a more efficient means of disposing of the elderly. (For example, witness the new euthanasia laws in the Netherlands, and the ongoing debate in many countries about this issue.) Medical advances can assure an average life span in the high seventies, although active life spans have not grown as fast. In the early 1900s, a westerner could expect to spend an average of the last two years of life as an invalid. Today, that figure is seven years. As Ivan Illich has shown, medicine prolongs life, but can not prolong mobility nearly as well. Aging populations with their increased healthcare costs are considered a more extensive socio-economic burden to society. For example, the UK Department of Health recently announced that a new prescription drug for Alzheimer's Disease was available on the National Health Service - but its cost meant that it was only available to a small minority of patients.
An aging population tends to be introspective and sluggish, whereas a young population is more likely to be vibrant and energetic. This may or may not bode well for many countries and that will depend on whether their political structure is fragile or not. (http://muslim-canada.org/muslimstats.html)

KHUTBAH TERAKHIR NABI MUHAMMAD S.A.W: (Lembah Uranah, Arafat, 9 Dzulhijjah, 10 H)

Wahai manusia, dengarkanlah dengan sungguh-sungguh, karena aku tidak tahu apakah setelah tahun ini, aku masih akan berada di antara kalian. Karena itu dengarkanlah dengan seksama apa yang akan kusampaikan, dan sampaikan kata-kata ini kepada orang-orang yang tidak dapat hadir di sini hari ini.

Wahai manusia, sama seperti kamu menganggap bulan ini, hari ini, dan tempat ini sebagai suci, perlakukanlah hidup dan harta setiap muslim sebagai hal yang suci. Kembalikanlah barang yang dipercayakan padamu kepada pemiliknya yang sah. Jangan sakiti seseorang sehingga tidak ada yang akan menyakitimu. Ingatlah bahwa sesungguhnya kamu akan bertemu Tuhanmu, dan bahwa DIA akan benar-benar menghitung amal ibadahmu. ALLAH telah melarang kamu mengambil riba (bunga uang) dan karena itu sejak saat ini semua kewajiban bunga uang harus dihapuskan. Tetapi, modal pokokmu adalah milikmu yang boleh engkau simpan. Janganlah kamu menyebabkan atau menderita karena ketidakadilan.

ALLAH telah memutuskan bahwa tidak ada bunga uang dan bahwa semua bunga uang yang terhutang dari Abbas Ibn' Abdul Muthalib sejak saat ini harus dihapuskan. Setiap hak yang timbul dari pembunuhan dalam masa pra-Islam hapus sejak saat ini dan hak pertama yang aku hapuskan adalah yang berasal dari pembunuhan Rabiah ibn Al-Haritibn.

Wahai manusia, tidak beriman orang-orang yang mempermainkan aturan untuk menghalalkan yang telah dilarang oleh ALLAH, dan untuk melarang yang sudah diizinkan ALLAH. Dengan nama ALLAH, terdapat dua belas bulan (dalam setahun). Empat diantaranya suci. Tiga dari empat bulan ini berturut-turut, dan satu terletak diantara bulan Jumada dan Sha'ban.

Hati-hatilah terhadap setan demi keselamatan agamamu. Dia telah kehilangan semua harapan untuk dapat menjerumuskanmu dalam kesalahan-kesalahan yang besar, karena itu hati-hatilah agar tidak mengikutinya dalam hal-hal kecil.

Wahai manusia, benar bahwa kamu memiliki hak-hak tertentu atas wanita-wanitamu, tetapi mereka juga punya hak-hak atas engkau. Ingatlah bahwa kamu mengambil mereka sebagai istrimu hanya dengan kepercayaan ALLAH dan dengan izinNYA. Jika mereka mematuhi hak-hakmu maka mereka berhak atas makanan dan pakaian yang diberikan dengan kebaikan.
Perlakukanlah wanita-wanitamu dengan hormat dan baik karena mereka adalah pasangan dan penolongmu yang setia. Dan menjadi hakmu untuk menentukan agar mereka tidak berkawan dengan orang-orang yang tidak engkau setujui, dan agar mereka tidak menjadi nakal.


Wahai manusia, dengarkan aku dengan sungguh-sungguh, beribadahlah kepada ALLAH, shalatlah lima waktu dalam sehari, puasalah dalam bulan Ramadhan, dan berikanlah hartamu dalam bentuk zakat. Kerjakan haji jika kamu mampu. Semua manusia berasal dari Adam dan Hawa, seorang Arab tidak memiliki kelebihan diatas non-Arab, dan seorang non-Arab tidak memiliki kelebihan diatas Arab; juga seorang putih tidak memiliki kelebihan diatas seorang hitam, tidak juga seorang hitam memiliki kelebihan atas orang putih, kecuali dalam ketakwaan dan ibadahnya. Camkanlah bahwa setiap muslim adalah saudara bagi setiap muslim dan bahwa umat Islam merupakan suatu persaudaraan. Tidak boleh harta seorang muslim menjadi hak seorang muslim lain kecuali jika sudah diberikan secara suka rela dan ikhlas. Karena itu, jangan lakukan perbuatan tidak adil pada dirimu sendiri.

Ingatlah, suatu hari kamu akan berhadapan dengan ALLAH dan mempertanggungjawabkan tindakan-tindakanmu. Karena itu, berhati-hatilah, jangan keluar dari jalan kebenaran setelah aku tiada.

Wahai manusia, tidak ada nabi atau rasul yang akan datang sesudahku dan tidak ada agama baru yang akan lahir. Karena itu, wahai manusia, berpikirlah dengan baik dan pahamilah kata-kata yang kusampaikan kepadamu. Aku tinggalkan dua hal: Al Quran dan Sunnah, contoh-contoh dariku; dan jika kamu ikuti keduanya kamu tidak akan pernah tersesat.

Semua yang mendengarku harus menyampaikan kata-kataku kepada yang lain, dan orang-orang tersebut kepada yang lainnya lagi; dan semoga orang terakhir yang mendengarnya memahami kata-kataku lebih baik daripada yang mendengar dariku secara langsung. Ya ALLAH, jadilah saksiku bahwa aku telah menyampaikan pesanMU kepada hambaMU.

Mohammad Ghurron Muhajjalin ikut tes masuk di UGM

Hari ini, putraku pertama, Mohammad Ghurron Muhajjalin dengan diantar ibunya mengikuti test masuk di UGM. Semoga berhasil.
Ya Alloh berilah kemudahan dan petunjuk agar putraku ini dapat tempat pendidikan yang bisa meningkatkan imannya, mengembangkan bakatnya, meningkatkan kompetensinya serta mendewasakan sifatnya. Semoga mendapat tempat kuliah yang bisa memperkuat iman dan niat perjuangannya di jalan Alloh.
Semoga puteraku ini, dapat mencapai derajad anak soleh yang selalu berbakti kepada kedua orang tuanya. Semoga saya sekeluarga mendapat rizki yang halal dan cukup dijadikan bekal untuk beribadah.