Ramadan tahun ini menjadi yang pertama bagi Anne William Kennedy.
Perempuan Inggris berusia 49 tahun itu pada Sabtu, 21 Juli 2012,
menyatakan telah memeluk agama Islam dalam suatu konferensi pers di
kantor pusat Palestine Scholars Association di Gaza, Palestina.
Identitas lama pun ia tanggalkan. Anne berganti jadi Khadijah Hassan, terinspirasi nama istri Nabi Muhammad.
Seperti dimuat Press TV, Khadijah mengaku, ia masuk Islam dengan sadar, tanpa paksaan dari siapapun. Perkenalannya dengan Islam dijembatani seorang pemuda Yusuf Hassan dari Khan Younis City, selatan Jalur Gaza. Ia lalu mempelajari Islam lebih dalam dari internet dan membaca banyak buku.
Khadijah yang saat ini mengenakan jilbab menekankan, keputusannya masuk Islam setelah ia mendapatkan informasi tentang Allah, dan bahwa Islam adalah agama yang unik, damai, dan mencerahkan.
Ia mengaku sangat bahagia menjadi muslimah, dan mulai belajar membaca Alquran.
Identitas lama pun ia tanggalkan. Anne berganti jadi Khadijah Hassan, terinspirasi nama istri Nabi Muhammad.
Seperti dimuat Press TV, Khadijah mengaku, ia masuk Islam dengan sadar, tanpa paksaan dari siapapun. Perkenalannya dengan Islam dijembatani seorang pemuda Yusuf Hassan dari Khan Younis City, selatan Jalur Gaza. Ia lalu mempelajari Islam lebih dalam dari internet dan membaca banyak buku.
Khadijah yang saat ini mengenakan jilbab menekankan, keputusannya masuk Islam setelah ia mendapatkan informasi tentang Allah, dan bahwa Islam adalah agama yang unik, damai, dan mencerahkan.
Ia mengaku sangat bahagia menjadi muslimah, dan mulai belajar membaca Alquran.
Khadijah memiliki gelar
sarjana ilmu ekonomi dan ilmu politik. Dia juga meraih gelar master di
bidang filsafat, sebelumnya ia mengajar agama di London.
Anne alias Khadijah bukan satu-satunya. Pada Juni 2012 lalu, pemain sepakbola profesional Swiss, Philippe Senderos yang bermain sebagai bek di Liga Premier Inggris, Fulham, memeluk Islam di Iran.
Marak di Inggris
Untuk kasus Inggris, seperti dikabarkan situs Al Jazeera awal Januari 2011 lalu, laporan Kevin Brice of Swansea University di Inggris mengungkapkan jumlah warga Britania Raya yang masuk Islam hampir dua kali lipat dari dekade sebelumnya, sekitar 100.000 orang di tahun 2010. Dibandingkan 60.000 orang pada 2001.
Setengah dari para mualaf adalah perempuan kulit putih, dan rata-rata berusia 27 tahun. Fiyaz Mughal, pendiri dan direktur Faith Matters mengatakan, di usia itu menunjukkan mereka telah berpikir panjang untuk memeluk Islam. Membantah anggapan banyak orang Barat bahwa para mualaf adalah mereka yang "muda dan gampang dimanipulasi".
Meski Inggris relatif ramah pada Islam, tak jarang, kritikan negatif dialamatkan pada mualaf. Salah satunya dirasakan Lauren Booth, ipar mantan Perdana Menteri Inggris, Tony Blair.
Dalam surat terbukanya yang dimuat di situs Guardian, Booth mempertanyakan mengapa warga Inggris merasa syok dan 'horor' mendengar ia masuk Islam. Belum lagi para kolumnis yang berkomentar sarkastis.
"Jalan saya menuju Islam bermula dari sebuah kesadaran dari adanya kesenjangan dari informasi tentang dunia Islam yang dijejalkan dalam otak saya, dan kenyataan yang saya saksikan," kata Booth.
Saat berkunjung ke Iran pada September 2012, Booth menyaksikan umat muslim berwudu, bersujud, dan melantunkan doa-doa di masjid. Sebuah adegan yang membuat bulu kuduknya berdiri. "Apa yang saya saksikan sangat berbeda dengan pandangan barat selama ini." (ren) Vivanews.
Anne alias Khadijah bukan satu-satunya. Pada Juni 2012 lalu, pemain sepakbola profesional Swiss, Philippe Senderos yang bermain sebagai bek di Liga Premier Inggris, Fulham, memeluk Islam di Iran.
Marak di Inggris
Untuk kasus Inggris, seperti dikabarkan situs Al Jazeera awal Januari 2011 lalu, laporan Kevin Brice of Swansea University di Inggris mengungkapkan jumlah warga Britania Raya yang masuk Islam hampir dua kali lipat dari dekade sebelumnya, sekitar 100.000 orang di tahun 2010. Dibandingkan 60.000 orang pada 2001.
Setengah dari para mualaf adalah perempuan kulit putih, dan rata-rata berusia 27 tahun. Fiyaz Mughal, pendiri dan direktur Faith Matters mengatakan, di usia itu menunjukkan mereka telah berpikir panjang untuk memeluk Islam. Membantah anggapan banyak orang Barat bahwa para mualaf adalah mereka yang "muda dan gampang dimanipulasi".
Meski Inggris relatif ramah pada Islam, tak jarang, kritikan negatif dialamatkan pada mualaf. Salah satunya dirasakan Lauren Booth, ipar mantan Perdana Menteri Inggris, Tony Blair.
Dalam surat terbukanya yang dimuat di situs Guardian, Booth mempertanyakan mengapa warga Inggris merasa syok dan 'horor' mendengar ia masuk Islam. Belum lagi para kolumnis yang berkomentar sarkastis.
"Jalan saya menuju Islam bermula dari sebuah kesadaran dari adanya kesenjangan dari informasi tentang dunia Islam yang dijejalkan dalam otak saya, dan kenyataan yang saya saksikan," kata Booth.
Saat berkunjung ke Iran pada September 2012, Booth menyaksikan umat muslim berwudu, bersujud, dan melantunkan doa-doa di masjid. Sebuah adegan yang membuat bulu kuduknya berdiri. "Apa yang saya saksikan sangat berbeda dengan pandangan barat selama ini." (ren) Vivanews.
No comments:
Post a Comment