Tuesday, June 19, 2012

Desa Jleper Mijen Demak

Desa Jleper adalah sebuah desa yang terapit oleh kali serang dan kali wulan. Di sanalah saya dilahirkan. Disanalah saya belajar ngaji, belajar berenang, memancing, angon kebo dan belajar ngangsu banyu.
Desa Jleper itu berjarak 3 km dari kecamatan Mijen yang berseberangan dengan desa welahan.


Mijen berasal dari kata Miji yaitu istilah dari petugas yang hanya seorang untuk menghimpun keadaan-keadaan masyarakat setempat maupun pendatang dari luar negeri maupun luar daerah. Petugas di negara yang hanya seorang itu,diangkat pada zaman mataram hindu yang berpusat di Yogyakarta, hubungannya dengan muria dengan Raja Kalingga.
Jadi Mijen itu tempatnya di antara kerajaan Kalingga dan Mataram Hindu.Petugas Ijen yang diangkat dari mataram yang disebut sekarang dengan Intel,yang merupakan polisi yang pekerjaannya menyelidiki kejadian-kejadian yang melanggar negara.

Apa sebabnya diMijen diberi petugas Intel atau Ijen, soalnya Mijen itu dekat dengan bandara besar,bandaranya sekarang yang menjadi desa Bandaran. Dari bandara itu,orang-orang dari luar negeri ada dari India,Kamboja,Tiongkok (Cina).Kebanyakan orang-orang menetap sampai sekarang disekitar Bandaran adalah orang-orang Cina.Cina datang ke Bandaran dengan membawa alat-alat kebudayaan yang ada hubungannya dengan agama yaitu agama Kon Fut Syu (Kong Hucu).

Sampai sekarang alat-alat itu masih ada disimpan didalam kelenteng (tempat ibadah umat kong hucu) kelenteng diwelahan itu,termasuk kelenteng yang tertua di pulau jawa.


Para Saudagar itu bersal dari berbagai negara, terutama dari China dan dari Arab atau Yaman. Itulah sebabnya sekarang ini keturunan dari para saudagar itu bercampur dengan penduduk asli. Makanya tidak heran di desa Jleper dan sekitarnya ada 3 jenis warna kulit dari penbduduknya. Ada yang putih, sebagai keturuna dari gen China , ada sawo matang, sebagai keturunan dari gen Jawa asli dan ada yang menyerupai keturunan arab.

   Desa Mijen ada 3 pendukuhan yaitu:
1.Mijen kerajaan (tempat raja).
2.Dukuh Gedangan. Dukuh Gedangan berasal dari kata Gedang yang tumbuh karena terbawa oleh arus sungai serang.Gedangan terpecah menjadi 2:ikut Mijen,dan Welahan.Bandaran ikut kelurahan Pecuk.
3.Dukuh Bengkal.

Pada zaman Demak Bintoro para pembntu pemerintahan dan penyiar agama disebut Wali.Para wali yang jumlahnya ada 10.Tiap jumatan berkumpul di masjid Agung Demak yang pada waktu itu dipegang oleh Sultan Fattah.

Termasuk Sunan Kudus kalau jumatan berangkat dari kudus ke Demak dengan naik perahu (nambangi)tukang tambang pada waktu itu bernama mbah norman, kalau nambangi lingkupnya luas dari kudus ke demak, dari bandaran ke dempet wilayah demak yang dilewati mbah norman masih berwujud rawa-rawa. 


Suatu ketika setelah jumatan kanjeng sunan kudus belum juga sampai beberapa hari,istrinya yang bernama mlati norowito menjemput sunan kudus ke Demak dengan naik perahunya mbah Norman juga. karena mbah norman kasihan kepada istri wali maka naik turun dari perahu digendong. masih diberi uang untuk kebutuhan dalam perjalanan . mendengar cerita dari melati norowito sunan kudus malah menjadi cemburu mbah norman dibunuh mayatnya terapung- apung sampai didesa bengkal. mayat mbah norman diketahui oleh orang dari kedung waru yang sedang mencari kerbaunya dirawa rawa sebanyak satu amet (40 kerbau).orang dari kedung waru namanya Tompel dan sogle, kemudian nadar apabila nanti kerbaunya sudah ditemukan ,mayat mbah norman akan diruwat (dikubur)setelah kerbaunya ketemu mbah norman dikubur di pemakaman yang sampai sekang masih ada yaitu pemakaman dukuh bengkal. makam mbah norman terkenal dengan kyai nambangan. 


mbah norman asli dari Jleper (Dongkol lurah) harta benda mbah Norman ditanam di dalam desa bengkal dengan diberi tanda batang bambu kuning sekarang sudah dirombak karena disitu didirikan masjid. 
Orang-orang yang melewati bambu kuning (pring gading)terutama orang-orang luar begkal menjadi bingung kata orang-orang dulu namanya kesandung oyot mimang. didesa bengkal ada rawa kecil yang namanya mintorogo, menurut cerita wayang mintorogo ada tempatnya bertapa begawan mintorogo. orang-orang yang menempati tanah mintorogo/ yang mempersoalkan tanah mintorogo untuk dimiliki biasanya membawa korban.
( dari berbagai sumber )

No comments: