Mbah Mutamakin Menundukkan NafsunyaSyekh Ahmad Mutamakin adalah wali qutub pada zamannya, sosok yang menimbulkan kegemparan di masa Pakubuwono II.
Mbah Mutamakin, demikian panggilannya, dituduh mengajarkan ilmu hakikat kepadakhalayak umum.
Selain itu Mbah Mutamakin juga kerap menggunakan kisah Dewa Ruci untuk menyampaikan ajarannya, sehingga dia dituduh sinkretis.Mbah Mutamakin, pada masa riyadahnya, melakukan puasa 40 hari
Selain itu Mbah Mutamakin juga kerap menggunakan kisah Dewa Ruci untuk menyampaikan ajarannya, sehingga dia dituduh sinkretis.Mbah Mutamakin, pada masa riyadahnya, melakukan puasa 40 hari
berturut-turut sambil mengamalkan zikir tarekat. Dia berbuka hanya
sedikit sekali, sehingga senantiasa kelaparan selama 39 hari. Pada
hari ke-40, menjelang berbuka puasa, Mbah Mutamakin meminta
dimasakkan makanan kesukaannya yang enak-enak, ditambah semua jenis
makanan yang rasanya "mak nyuuussss." Kemudian beliau meminta agar
dirinya diikat kuat-kuat di tiang – tubuhnya dililit kuat-kuat dengan
tali dari leher sampai kaki. Lalu semua makanan dan minuman yang
enaak tenan diletakkan di depannya.
Dan bedug maghrib tiba. Nafsu makannya pun terbit. Tetapi Mbah
Mutamakin yang terikat tentu tidak bisa mengambil makanan. Dan hawa
nafsunya pun berontak. Terjadilah "pertempuran" hebat dalam dirinya.
Mbah Mutamakin terus digoda agar memanggil istrinya untuk melepaskan
ikatan agar bisa melahap makanan. Tetapi Mbah Mutamakin bertahan.
Akhirnya hawa nafsunya sudah tak tahan lagi, dan keluar dari tubuh
Mbah Mutamakin, menjelma menjadi dua ekor anjing, yang langsung
melompat menghabiskan seluruh makanan. Setelah kenyang, nafsu itu
ingin kembali ke Mbah Mutamakin. Tetapi Mbah Mutamakin menolaknya.
Sejak itu dua ekor anjing itu menjadi peliharaannya, dan diberi nama
Abdul Qahar dan Qamaruddin.
Entah disengaja atau tidak, nama anjing itu sama dengan nama dua
orang khatib (penghulu) agama yang berpengaruh di Tuban. Akibatnya
dua orang alim itu tersinggung, dan terjadilah kontroversi, yang pada
puncaknya menyeret Mbah Mutamakin ke pengadilan di istana sang raja.
Kini makam Mbah Mutamakin yang berada di Kajen, Pati, Jawa Tengah,
ramai dikunjungi orang, terutama pada peringatan haulnya setiap 1
Muharram (1 Suro).
Wa Allahu a'lam bi as-shawab
sumber : Triwibs
No comments:
Post a Comment