Kebun Salak dari Turi Sleman
Ada seorang pemilik kebun di desa Turi Sleman Yogyakarta. Dia menyuruh seorang pekerja yang dibayar untuk menanam salak di kebunnya.
Suatu hari dia memanggil tukang kebun dan berkata " Pak, Tolong kebun saya ditanami salak pondoh. Saya punya banyak teman di Jakarta. Setiap pulang ke Yogya mereka selalu tanya apakah saya punya kebun salak pondoh ?" .
Tukang kebun " baik pak, untuk menanam salak pondoh modalnya itu 13 juta. Saya sanggup menanamnya, merawatnya dan sekaligus memetiknya bila sudah berbuah nanti ".
Pemilik kebun " Waduh, bagus sekali. Ini uangnya pak 13 juta. Tolong ya dijaga dan dirumat dengan baik. "
Tukang kebun " Ok, sendiko dawuh ".
Selang beberapa bulan, tukang kebun penanam salak berjumpa dengan pemilik kebun di pasar Turi dekat sungai yang sering menggelontorkan pasir kualitas terbaik di jawa tengah.
Pemilik kebun " apa kabar pak ? bagaimana dengan tanaman salak saya ?"
Tukang kebun " Beres, sudah saya tanami, saya sirami, saya perbaiki dan saya rumat. ini saya terus merawatnya."
Pemilik kebun " apakah sudah besar ?"
Tukang kebun " waah ya durung tho. Salak itu perlu tahunan. jadi tidak bisa setahun panen. paling tidak umur 6 tahun baru bisa panen.
Pemilik kebun " baik pak. Nanti setelah 6 tahun akan saya kunjungi ya. "
Tukang kebun " baik pak. "
Waktu terus berjalan. Pemilik kebun sibuk dengan pekerjaan lainnya dan tak terasa waktu sudah 6 tahun berlalu.
Pemilik kebun sudah berceritera kepada kawan-kawannya di Jakarta bahwa dia memiliki kebun salak yang siap panen. Dia mengundang temannya untuk mengunduh salak pondoh yang terkenal manis dan masir.
Ketika pemilik kebun ditelepon temannya dari jakarta, dia mengundang mereka untuk datang ke yogya dan memanen salak pondoh sambil rekreasi di kaki gunung merapi.
Singkat ceritera, pemilik kebun dan koleganya beserta keluarga besar mereka beramai-ramai naik andong ke kebun salak. Tentu saja mereka mampir ke rumah tukang kebun , karena mereka ingin minta bantuan memetik buah salak yang terkenal banyak durinya .
Tukang kebun diam saja ketika diajak ke kebun. Apa yang terjadi ? alah maak, ternyata di sana hamparan kebun tersebut masih lapang. Jangankan buah salak, pohon salak satupun tidak ada yang ditanam. Yang tersisa di sana adalah sampah yang berserakan. Ada pelok pelem, ada obeng komputer, ada pacul gowang dan ada bungkus bakmi goreng yang sudah mengering.
Pemilik kebun " Lho, niki kados pundi tho pak ? Manaaa salaknya ? katanya 6 tahun sudah tumbuh dan berbuah ? "
Tukang kebun " maaf pak, saya memang sering ke kebun ini, saya memang membawa biji salak. Tetapi saya tidak menanamnya ".
Pemilik kebun " lalu, uang yang 13 juta tersebut untuk apaaaaaa ?"
Tukang kebun " saya gunakan untuk riwa-riwi ke sana kemari. membetulkan cangkul. mengasah arit dan nguthak ngutik alat yang sebetulnya tidak berguna." " Saya juga jajan ke warung menggunakan uang sampeyan. Saya juga beli beras untuk amakan keluarga saya"
Pemilik kebun " waduh ladalah, sampeyan kok ya ndak ngomong kalau ndak bisa nanam salak. Mbok kondo kalau sampeyan nggak bisa. Saya kan bisa cari tukan kebun lainnya. "
Tukang kebun " maaf ya pak. "
Pemilik kebun " yaaa sudaah. Ayo semuanya, kita ramai-ramai ke pasar beli salak pondoh saja . Besok kita cari tukang kebun baru untuk menanam salak, biar kita bisa mendowloadnya".
( itulah ceritera nggak begitu lucu yang kami sampaikan ke teman kami dari Samarinda . Kebetulan dia berasal dari Turi Sleman).
Salam hangat untuk keluarga ya.
Mustaghfirin
No comments:
Post a Comment